Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai bagaimana sejarah Makam Raja Imogiri yang berada di Desa Girirejo dan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk anda yang belum tahu, makam ini merupakan makam untuk raja-raja dan keluarga raja dari Kesultanan Mataram. Jika anda sedang berlibur ke Jogja, Makam Raja Imogiri ini bisa anda masukkan ke dalam daftar menjadi salah satu destinasi wisata yang harus anda kunjungi nih.

Kompleks pemakaman ini berjarak kurang lebih 16 KM dari Keraton Yogyakarta. Pemilihan lokasi pemakaman ini mengikuti konsep masyarakat pra hindu yang memandang bukit merupakan tempat yang sakral untuk tempat persemayaman roh nenek moyang. Makam Raja Imogiri di bangun oleh Sultan Mataram III yaitu Prabu Hanyokrokusumo dan merupakan keturunan dari Panembahan Senopati Raja Mataram I pada tahun 1632.

Dikabarkan pada tanggal 17 Maret 2019 yang lalu makam ini sempat longsor akibat guyuran hujan yang terjadi hampir seharian. Pada bagian halaman calon makam Sultan Hamengkubuwana (HB) X menjadi tempat yang terkena longsoran, dengan luas sekitar 25 meter persegi. Kompleks makam ini rawan akan runtuhan atau longsor dikarenakan letaknya yang memang berada di atas perbukitan.

Jika mendengar kata makam pasti didalam benak anda sudah terngiang-ngiang tentang hal-hal yang berbau mistis nih seperti keranda mayat, lalu pepohonan yang memiliki kesan angker, dan sebagainya. Itu memang hal yang wajar ya. Tapi perlu anda ketahui bahwa pemakaman juga berperan sebagai pengingat anda bahwa kematian itu nyata dan dapat menjemput anda sewaktu-waktu. Jadi perbanyaklah beribadah dan melakukan hal yang baik karena kematian bisa datang kapan saja.

Gerbang Komplek Makam Raja Imogiri, Sumber : wisatarumahjiwa.com
Gerbang Komplek Makam Raja Imogiri, Sumber : wisatarumahjiwa.com

Bagian Dari Makam Raja Imogiri

Ada bagian-bagian yang perlu anda ketahui dari Makam Raja Imogiri ini dan sudah kami rangkumkan untuk anda, yang pastinya di setiap bagiannya ada makna tersendiri yang terkandung. Jadi ketika anda berkunjung kesana anda sudah mengetahui bagian-bagian tersebut.

1. Anak Tangga

Jika anda mengunjungi Makam Raja Imogiri ini anda akan menemukan anak tangga yang jumlahnya ada sekitar 409 anak tangga sebelum memasuki area makam raja. Anak tangga ini juga menghubungkan antara pemukiman dengan kompeks pemakaman. Konon menurut mitos yang dipercaya masyarakat sekitar jika anda datang berkunjung dan dapat menghitung jumlah anak tangga dengan benar, maka keinginan anda akan terkabul.

2. Pengkhianatan Terhadap Kerajaan

Menurut kisahnya ada seorang pengkhianat yang namanya adalah Tumenggung Endranata yang mengkhianati kerajaan dengan membocorkan informasi pada Belanda bahwa Kerajaan Mataram ingin menguasai Jayakarta. Tidak hanya itu saja ia juga membocorkan letak lumbung makanan dari prajurit Kerajaan Mataram. Setelah ketahuan bahwa Tumenggung Endranata berkhianat, ia ditangkap lalu dihukum penggal.

Jasadnya dikuburkan di 3 tempat yang berbeda di komplek pemakaman. Kepalanya berada di Gapura Supit Urang dan di kuburkan di tengah-tengah gapura tersebut. Kemudian bagian badannya di kuburkan di anak tangga yang permukaannya tidak rata dekat dengan Gapura Supit Urang. Lalu bagian kakinya di kuburkan pada tengah-tengah kolam. Hal tersebut di lakukan oleh Sultan Agung dengan tujuan untuk memperingatkan rakyat agar tidak terulang kembali kejadian pengkhianatan tersebut.

Papan jam kunjungan, Sumber : dinilint.com
Papan jam kunjungan, Sumber : dinilint.com

3. Makam Raja-Raja

Bagian yang selanjutnya adalah makam dari raja-raja yang telah meninggal, pada area ini dibagi menjadi 3 daerah yaitu Astana Kasultan Agungan, Wilayah Makam Raja-Raja Surakarta, kemudian Wilayah Makam Raja-Raja Ngayogyakarta.

Di daerah Astana Kasultan Agungan tempat persemayaman dari Sultan Agung, Sri Ratu Batang, Hamangkurat Amral, dan Hamangkurat Mas. Sebelum anda memasuki makam dari Sultan Agung anda akan menjumpai 3 gapura yang merupakan lambang dari kehidupan manusia yaitu alam rahim, alam duniawi, dan alam kubur.

Di wilayah makam raja-raja Surakarta dibagi menjadi 4 hastana yang menjadi tempat pemakaman raja-raja dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yaitu Pakubuwanan, Kasuwargan Surakarta, Kapingsangan Surakarta, dan Girimulya Surakarta.

Di wilayah makam raja-raja Ngayogyakarta Hadiningrat dibagi menjadi 3 hastana yang menjadi tempat pemakaman raja-raja dari Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, yaitu Kasuwargan Yogyakarta, Besiyaran, dan Saptorenggo.

Sejarah Dari Makam Raja Imogiri

Pada saat Sinuhun Hanyokrowati meninggal, puteranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom sedang pergi ke daerah pegunungan selatan untuk melakukan tirakat. Karena Gusti Pangeran Adipati Anom sedang pergi bertirakat sehingga yang memegang pemerintahan selanjutnya adalah Gusti Pangeran Martopuro karena sebelumnya beliau adalah wakil pemegang pemerintahan. Setelah setahun Gusti Pangeran Adipati Anom bertirakat, maka sudah waktunya ia pulang dari pegunungan tersebut.

Kemudian Pangeran Martopuro pergi meninggalkan kerajaan untuk menuju daerah Ponorogo. Dan atas permintaan dari rakyat, wakil dari Pangeran Adipati Anom yang bernama Pangeran Purboyo memerintahkan penghulu Ketegan untuk mencari Pangeran Adipati Anom. Pada akhirnya Pangeran Adipati Anom ditemukan sedang melakukan tapa di daerah Gunung Kidul, lalu kemudian Pangeran Adipati Anom dibawa pulang ke kerajaan.

Setelah kepulangannya itu, Pangeran Adipati Anom diangkatlah menjadi Raja Kerajaan Mataram. Saat menjadi Raja Kerajaan Mataram ia dikenal sebagai raja yang cerdik dan pandai sehingga rakyatnya pun takluk dan tunduk atas kekuasaannya, dan Negeri Mataram pun terkenal sebagai pelindung penyakit.

Makam Raja Imogiri, Sumber : yogyes.com
Makam Raja Imogiri, Sumber : yogyes.com

Konon setiap hari Jumat, ia dapat pergi sujud ke Mekkah dengan secepat kilat. Setelah 5 tahun ia memerintah kerajaan, kerajaan mulai dipindahkan ke Kerta-Plered dan kemudian Kanjeng Sultan ingin memulai membuat makam di Pegunungan Girilaya yang letaknya berada di sebelah Timur Laut Imogiri dan digunakan sebagai makam raja. Perancangnya adalah paman sultan yang bernama Panembahan Juminah, yang merupakan salah satu putra dari Sutawijaya alias Panembahan Senapati, pendiri Kesultanan Mataram Islam.

Tetapi pada saat proses pembangunan makam, Panembahan Juminah wafat. Sultan Agung pun membatalkan rencana penggunaan kompleks makam tersebut untuk raja-raja Mataram. Panembahan Juminah dikuburkan di Makam Girilaya sebagai bentuk penghormatan Sultan Agung kepada pamannya yang tercinta tersebut.

Itulah sejarah Makam Raja Imogiri, jika anda ingin mengunjungi Makam Raja Imogiri ini jangan lupa tetap harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan ya, ikutilah aturan-aturan yang ada. Anda juga dapat menyimak informasi yang lain seperti apa saja wisata alam di Bantul, dan masih banyak di halaman website kami tentunya.